Putri
Venus sedang berjalan-jalan mengitari Andromeda, kerajaan milik Raja Matahari,
menggunakan unicorn, kuda api, yang bernama Mirabela. Android dan bintang kecil
tampak bertebaran di sisi kanan dan sisi
kiri. Bahkan ada yang menyebar dibawah kaki Mirabela. Beberapa bintang terpecah
mengenai kuku besi Mirabela dan menimbulkan percikan bunga api yang indah.
“
Mirabela, tenanglah sedikit. Aku ingin berjalan-jalan bukan berlomba. Untuk apa
kau terburu-buru? Ini bukan jalan-jalan namanya, tapi perlombaan,” seru Putri
Venus seraya membetulkan mahkotanya yang miring karena gerakan Mirabela.
“Tuan
Putri, maafkan hamba, tapi saat ini para mahluk angkasa sedang berpesta di
Istana. Tapi mengapa tuan Putri mengajakku jalan-jalan?” tanya Mirabela tak
mengerti.
“
Aah, Mirabela. Kau kan tahu aku tidak suka pesta. Aku lebih suka menghabiskan
waktuku dengan menyiram kebun bunga milik Mama. Bunga-bunganya lebih indah jika
kusiram dengan air. Atau memasak makanan baru di dapur istana. Leo marah ketika
tahu aku memasak kue apel sendiri. Dasar Kakak yang aneh. Padahal kue apel
buatanku sangat enak.”
“
Bukankah tuan Putri sudah dewasa, mengapa tuan Putri menghabiskan waktu dengan
sia-sia seperti itu?”potong Mirabela.
“
Apa maksudmu Mirabela? Aku menikmati setiap detik waktuku di istana. Aku
menikmati waktu remajaku. Mengapa kau yang merajuk? Heran,”tukas Putri Venus.
Tangannya
menyapu android dan bintang kecil seakan menyapu air. Android dan bintang kecil
itu melayang dan berputar perlahan.
“Bukankah
Raja Matahari sedang mencari calon suami, lalu menikahkan tuan Putri dengannya?
Waktu yang kita miliki sangat sebentar. Tak ada lagi waktu bermain-main. Kita
akan berpisah,” ujar Mirabela sedih.
“
Jangan bersedih Mirabela. Nanti aku akan ikut menangis bersamamu. Sudahlah.
Lagipula Papa belum memiliki waktu untuk memilihkan calon suami bagiku.
Waktunya habis di medan perang. Ah, mengapa para laki-laki selalu suka
berperang? Bukankah alam semesta akan lebih baik jika ada yang mengalah? Jika
aku jadi pewaris kerajaan, aku akan memberikan planet biru itu pada Raja
Merkurius.”
Mirabela
menggelengkan kepalanya. Kepolosan dan kesabaran Putri Venus membuatnya gemas.
Jika seluruh mahluk alam semesta berpikir seperti yang Putri Venus pikirkan,
mungkin tidak akan ada peperangan. Tapi menurut pembicaraan para panglima
perang yang pernah menunggangi teman-temannya dan diceritakan kembali padanya, planet biru itu planet yang sangat
indah. Di planet biru itu terdapat persediaan air dan oksigen yang melimpah.
Jika satu benih ditanam di planet biru itu, maka sekejap kemudian benih itu
akan tumbuh dan menghasilkan buah. Jadi pantas saja jika planet biru itu
menjadi rebutan dua kerajaan. Kerajaan Andromeda yang dipimpin Raja Matahari,
dan kerajaan Galaxi yang dipimpin Raja Merkurius.
“
Lihat disana Mirabela! Kereta siapa itu yang melaju kemari? Debu-debu kosmiknya
sampai beterbangan kesana kemari! Ceroboh sekali penunggang itu!” omel Putri
Venus.
Mirabela
melihat kereta yang melaju ke arah mereka. Perlahan-lahan tampaklah wujud
keseluruhan kereta itu. Kereta itu terbuat dari emas putih dan bertatahkan
berlian. Setiap lekukannya diukir dengan sangat sempurna. Kuda api yang
menghela kereta yang luar biasa itu juga menakjubkan. Kuda api itu menyemburkan
api dari hidungnya. Matanya yang hitam seakan bisa melihat sampai ke kedalaman
jiwa seseorang. Mirabela yang merupakan kuda api betina, bergetar hatinya.
“
Mirabela? Mengapa engkau gemetar seperti ini?”tanay Putri Venus heran.
“
Aduh tuan Putri. Kuda api yang akan melewati kita adalah kuda api yang luar
biasa gagahnya. Hamba tiba-tiba merasa takut,” ujar Mirabela.
“
Ssh, apa yang kau takutkan ? Masa kau takut pada seekor kuda api? Seharusnya
engkau takut pada Penciptamu Mirabela. Seharusnya kita takut pada Allah.”
Mirabela
terdiam. Ditatapnya kereta beserta kuda apinya yang luar biasa. Walau susah
untuk menaklukkan ketakutannya, hatinya berdzikir mengingat Allah.
Kereta
kencana itu berhenti tepat di depan mereka. Seorang pemuda tampan dengan rambut
pirang ikal sebahu keluar dari kereta itu. Pakaian yang dikenakannya sangatlah
mewah dan berkilauan. Sebuah mahkota yang terbuat dari emas putih, bertahtakan
berlian berbentuk oval, bertengger di kepala pemuda itu.
“
Wah wah wah! Suatu kejutan yang menyenangkan! Siapa yang menyangka, aku bisa
bertemu dengan Putri Venus yang cantik jelita di jalanan berdebu ini,” seru
pemuda itu.
Putri
Venus memicingkan matanya menatap pemuda yang telah dengan lancangnya menakuti
kuda apinya.
“
Siapa dirimu? Mengapa kau tahu siapa aku?” tanya Putri Venus dengan nada
tinggi.
“
Siapa yang tidak mengenal Putri Venus, putri bungsu Raja Matahari? Raja
Matahari sendiri yang mengumumkan dirimu ke seluruh semesta ini. Betulkah kau
mencari jodoh?”tanya pemuda itu tidak perduli.
“
Dasar lancang! Mengapa kau langsung bertanya padaku? Kau tidak memperdulikan
kelembutan hati seorang wanita! Siapa sudi menjawab pertanyaanmu! Ayo Mirabela,
kita pergi dari sini! Kita kembali ke Istana.Tiba-tiba aku kehilangan minat
untuk berjalan-jalan,”ujar Putri Venus.
Pemuda
itu bergerak cepat dan menarik surai api Mirabela tanpa merasakan panasnya.
“
Jangan terburu-buru pergi, kuda yang cantik. Aku masih ingin berbicara dengan
tuanmu, walaupun tuanmu judesnya luarbiasa.”
Mirabela
mengikik senang. Melihat ketenangan dan kata-kata yang diucapkan pemuda
berambut pirang itu pada Mirabela, mau tak mau Putri Venus ingin mengetahui
perihal pemuda itu lebih jauh lagi.
“Sebenarnya
dirimu siapa? Mengapa kau menghalangi jalan kami?” tanya Putri Venus.
“
Aku adalah Pangeran Geo Jupiter, putra Raja Merkurius.”
Putri
Venus dan Mirabela terkejut.
“
Mengapa anak Raja Merkurius berada di wilayah kami? Engkau tidak takut para
pengawal kami akan menangkap dan menyiksamu?” tanya Putri Venus. Diam-diam rasa
kagum menyelusup ke dalam hatinya.
“
Aku tidak takut pada pengawal kerajaanmu Putri Venus. Yang aku takutkan adalah
Tuhanku, Tuhan Semesta Alam. Dialah Allah, Pencipta Seluruh Alam.”
Putri
Venus terdiam. Kini kekagumannya pada pemuda berambut pirang itu makin
bertambah.
“
Mengapa kau mencegatku disini, wahai Pangeran Geo Jupiter, putra Raja
Merkurius?” tanya Putri Venus.
“
Aku sedang berada di perpustakaan istanaku, ketika tiba-tiba kucium wangi yang
tak pernah kucium seumur hidupku. Aku lalu keluar istana. Sosokmu mengeluarkan
cahaya yang berpendar dari kejauhan. Aku tahu, Allah tidak akan memberikan
karunia yang begitu besar pada seseorang, jika seseorang itu tidak istimewa.
Maka aku mengeluarkan kereta kencanaku yang paling indah, beserta kuda api yang paling gagah, untuk mencegatmu.
Dan ya, aku tahu rencana Ayahmu. Ayahmu hendak menjodohkanmu dengan salah
seorang pangeran dari alam jauh agar
kerajaanmu memiliki sekutu perang untuk memerangi kerajaanku. Bukankah begitu
Tuan Putri Venus yang cantik dan bijaksana?”
Putri
Venus merasakan sindiran dalam kalimat Pangeran Geo.
“
Kalau misalnya hal itu benar, maka apa yang kerajaanmu akan lakukan?
Menculikku? Meminta tebusan pada Papaku? Sungguh tak kukira begitu lemah
taktikmu!”
Pangeran
Geo mengibaskan rambutnya.
“Maaf
Putri Venus. Walaupun kerajaanku berperang dengan kerajaanmu, tapi sungguh
tidak jantan rasanya jika aku harus menculikmu dan meminta tebusan pada Raja
Matahari. Bisa saja hal itu kulakukan. Tapi itu adalah strategi paling rendah
yang tak akan dilakukan seorang Pangeran seperti aku.”
“Oh,
begitukah?Lalu kenapa kau tidak membiarkanku pergi?”seru Putri Venus.
“
Karena aku jatuh hati padamu Putri Venus,” tukas Pangeran Geo dengan lantang.
Putri
Venus terdiam. Bagaimana bisa seseorang jatuh cinta pada pandangan pertama
mereka?
“
Engkau sedang bermimpi ya?Bagaimana bisa seseorang yang baru bertemu muka bisa
saling jatuh cinta? Aku tidak percaya!” seru Putri Venus.
Pangeran
Geo berjalan mendekati Putri Venus. Putri Venus panik.
“
Kau mau apa Pangeran Geo? Apakah kau tidak punya malu mendekati wanita yang
bukan milikmu?”
Pangeran
tertegun, lalu mundur empat langkah.
“
Maafkan aku Putri, aku tidak menyangka engkau setegas itu.”
“
Tentu saja aku harus tegas! Aku bersikap tegas karena aku baru bertemu denganmu!Tapi
jika aku bukan milikmu, aku tetap akan bersikap tegas seperti sekarang!”
Pangeran
Geo terdiam. Tiba-tiba dia tersenyum
“
Kalau kau jadi milikku, apa kau akan setegas ini?”
Wajah
Putri Venus merona karena malu. Dia terdiam lama sekali.
“
Tuan Putri Venus, aku bertanya padamu. Apakah jika engkau menjadi milikku
engkau tetap akan bersikap setegas ini?”
Putri
Venus tampak salah tingkah. Bukan apa-apa, Putri Venus membayangkan jika
dirinya menjadi milik Pangeran Geo. Membayangkan dirinya menjadi istri Pangeran
kerajaan Galaxi itu. Semburat merah
jambu menghias pipinya yang putih bersih.
“
Jawablah Putri, sebelum aku berteriak pada semesta jika aku mencintaimu,” ancam
Pangeran Geo.
Akhirnya
Putri Venus membuka mulutnya.
“Aku
tidak tahu Pangeran Geo,” sahut Putri Venus perlahan.
“
Jika aku memintamu untuk menikah denganku, apakah engkau bersedia, Putri?”
tanya Pangeran Geo.
Putri
Venus terperangah. Ditatapnya wajah Pangeran Geo yang bersungguh-sungguh dengan
ucapannya. Putri Venus memalingkan wajahnya dengan enggan. Ditatapnya istana
kerajaan dari kejauhan. Kemudian dirinya teringat sang Ayah, Raja Matahari.
Hatinya berdegup tak menentu.
“
Jika engkau ingin menikahiku Pangeran, maka kau harus memintaku dari Ayahku.
Tidak jantan rasanya jika engkau meminta cintaku di jalanan seperti ini,” tukas
Putri Venus.
Pangeran
Geo tersenyum. Dikibaskannya jubahnya yang kemilau.
“
Aku akan menghadap Ayahmu esok hari. Semoga saja Allah memperkenankan engkau menjadi istriku, Putri Venus,”ujar
Pangeran Geo.
Putri
Venus menunduk dan tak menjawab. Beberapa saat mereka berdiam diri membiarkan
keheningan berbicara di antara mereka.
“
Tuan Putri, kita harus pulang. Beberapa saat lagi bintang akan ditembakkan.
Kita bisa ketahuan kalau terlalu lama di jalanan seperti ini,’ seru Mirabela
memecah kesunyian.
Putri
Venus tergagap, ditatapnya Pangeran Geo diam-diam.
“
Yah kau betul sekali Mirabela. Kita harus pulang sekarang. Kalau tidak, mungkin
kita terkena bintang yang panas itu. Ehm, kami pulang dulu Pangeran Geo,” seru
Putri Venus seraya menarik kekang.
“
Tunggu dulu Putri.!”
Putri
Venus menoleh dengan bingung,” Ada apa lagi Pangeran?”
“Apakah
hatimu sama dengan hatiku?”tanya Pangeran Geo.
Putri
Venus menunduk malu,
”
Aku mencintai seseorang yang mencintai Allah sebagai Tuhannya. Apalagi jika dia
juga mencintaiku...”
Putri
Venus memberikan senyuman sebelum memacu Mirabela kembali ke istana. Tinggallah
Pangeran Geo berdua dengan Magnetosfer, kuda apinya yang sangat gagah.
“
Magnet, aku jatuh cinta! Benar-benar jatuh cinta! Aku ingin menjadikannya
permaisuri di hatiku! Semesta dan Allah menjadi saksinya, aku akan menjadikannya istriku!”
Magnetosfer
meringkik tanda setuju. Pangeran Geo lalu masuk ke dalam kereta lalu kereta itu
kembali ke kerajaan Galaxi.(bersambung)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar