Rabu, 06 Februari 2013

Cintaku Untuk Palestina



BENAR-BENAR SELAMAT TINGGAL

 Sarah memunguti buah zaitun yang terjatuh diatas terpal. Buah zaitun yang hijau, segar, dan mengkilap itu diraupnya kedalam keranjang plastik oleh jemari mungilnya. Keringat menetes dari dahinya, mengalir melewati pipi halusnya, menggantung sejenak di rahang lembutnya, kemudian jatuh ke atas terpal, membentuk noda gelap. Rambut ikalnya tidak diikat dan dibiarkan terurai sepanjang punggungnya yang kecil. Gadis kecil berumur tujuh tahun itu memakai abaya katun berwarna hijau pastel yang sejuk. Kakinya  tidak beralas. Tingginya sudah mencapai satu meter tigapuluh centi. Alisnya menukik dan tebal. Matanya besar dan lentik. Bibirnya tebal dengan warna kemerahan alami. Ada rona kemerahan tersengat matahari tergambar di pipi halusnya. Dia tidak sekolah. Sekolah jauh dan mahal. Sarah dididik untuk menjadi seorang istri dan calon ibu yang cakap oleh sang Ibu, Khadijah, yang juga tidak pernah menginjak bangku sekolah. Namun, walaupun Sarah tidak pernah mengecap bangku sekolah, ia dididik untuk mendalami agama Islam. Ayahnya adalah seorang Imam di mushola kecil di desanya, Borqa, sebelah timur Ramalah. Khalid hafal 30 juz dari Al-Quran. Dan sejak dulu, secara turun temurun, keluarga mereka selalu dididik untuk  menghafal ayat-ayat Al- Quran. Karena keluarga mereka terkenal sangat fasih hafalan Quran-nya, banyak tetangganya yang meminta kepala keluarga mereka untuk menjadi Imam di mushola kecil mereka.
Sarah menatap ke arah langit biru yang  membentang di atas kebun milik kedua orangtuanya dipinggiran daerah Khirbat Al-Tira. Panen zaitun kali ini tidak seperti tahun lalu. Hasil tahun ini lebih melimpah. Pohon-pohon zaitun yang rindang dan telah berusia ratusan tahun itu agak bermurah hati pada keluarga mereka tahun ini. Pohon-pohon itu teduh, dengan batang pohon  berdiameter satu meter. Cabang-cabangnya yang rapat menghasilkan ribuan bunga mayang bakal buah. Daun-daun pohon zaitun berbentuk pipih dengan panjang sekitar delapan centimeter dan tebal.  Sarah senang tiduran di bawahnya dengan beralas sehelai tirai bekas warna biru. Karung-karung bekas gandum dipakai untuk membawa zaitun-zaitun itu ke kota untuk dijual. (bersambung)




Tidak ada komentar:

Posting Komentar