Jumat, 30 Mei 2014

KAU



KAU

“ Met pagi Hardrockers!!! Disini Lucky kembali berkicau sama kalian. Apa kabarnya hari ini?Hari kejepit  nasional ya? So, buat kamu yang lenjeh-lenjeh ga karuan, coba duduk manis di depan radio kalian. Dengerin Lucky disini, di Good Morning Folks!!”
“Oke buat kalian yang masih mengumpulkan nyawa, cie bahasanya, dengerin lagu yang satu ini, Mari Bersepeda dari Run. Check this out!”
Lucky menekan tombol on lalu menghirup susu coklatnya dengan nikmat. Ditatapnya Dimas yang datang terlambat.
“ Kenapa baru dateng? Begadang lagi ya?”
Dimas yang sedang membereskan naskah siaran pagi itu, nyengir lebar.
“ Biasa bro, cicilan skripsi, tambah AC Milan vs Real Madrid. Gimana gua ga bisa nolak rayuan begadang coba?”
Lucky tersenyum mendengar jawaban spontan Dimas. Hatinya sendiri terenyuh mengingat nasib skripsinya yang memang terbengkalai. Dua tahun dia minta cuti dari kampus. Alasannya, karier dia sebagai model, vokalis band, dan penyiar radio sedang bagus-bagusnya. Padahal otak dia encer dan berpotensi menemukan hal-hal baru dalam pengobatan herbal. Jurusannya di Fakultas Bioteknologi mengharuskannya untuk menganalisis setiap herbal agar bisa dijadikan sesuatu yang lebih berguna, bisa sebagai obat atau yang lainnya.  Kesukaannya dalam menganalisis suatu bahan kimia sering membuatnya betah tinggal di laboratorium kampus. Pada tahun ketiga dia kuliah, Ayahnya meninggal. Otomatis pemasukan keluarga agak tersendat. Lucky adalah anak kedua dari tiga bersaudara. Kakaknya sudah bekerja dan menikah. Kakaknya tinggal di Jakarta dengan istri dan anak-anaknya. Di rumah kini tinggal dia, Ibu, dan adiknya, Mimi, yang duduk di kelas 3 SMU. Kebetulan, tawaran menjadi model mengalir deras, sehingga ia tidak bisa mengatur waktu kuliahnya. Nilainya amburadul dengan sederet tugas-tugas yang sering tak dikerjakannya. Karena itu dengan sangat terpaksa dia mengambil cuti. Dia ingin mendahulukan Mimi yang sebentar lagi lulus.
“ Masih barengan Dimas disini dan Lucky yang sedang bengong!” terdengar suara Dimas.
Lucky tersentak. Kemudian menyalakan tombol on di mikrofonnya.
“ Yow, yow. Aku enggak bengong kok Hardrockers, cuman lagi melototin cicak kawin di sudut,  dekat AC.”
“ Begini nih kalau penyiar bangkotan. Bukannya kerja, malah nonton cikcak pake bikini!”
“ Ngomong-ngomong soal kawin nih Hardrockers, Valentino Rossi akhirnya meminang Stefia Razamore. Menurut koran Buziilini, korannya Italia sono, Valentino Rossi dan Stefia Razamore terlihat makan malam di restoran Pacioli. Dan disana Valentino Rossi melamar Stefia dengan memasukkan cincin berlian ke gelas anggurnya. Stefia terlihat terkejut dan sangat bergembira sehingga mencium Valentino dengan panas.Wuih, untung engga ada anak-anak di restoran itu. Kalau engga bakal kena cekal tuh resto,”seru Lucky kocak.
“ Yang kena cekal bukan saja restorannya, bray, tapi juga Valentino Rossi. Bisa-bisa dia tidak diperbolehkan balap lagi di seri apapun,”sahut Dimas.
“ Yeah untungnya, mas Valentino Rossi ini diterima lamarannya. Coba kalau mbak Stefia menolak lamarannya? Ga kebayang malunya  mas Valentino.”
“ Parahnya lagi, bray, coba kalau cincin berliannya itu ketelen sama Stefia. Boro-boro diterima, ditempeleng yang ada. Masuk rumah sakit lagi, hahaha,” tawa Dimas.
“ Ngomong-ngomong cinta nih, ada yang mau sama Dimas enggak? Dimas sudah jomblo satu tahun tuh,”pancing Lucky.
“Siapa tuh yang ngomong duluan? Mungkin Pak Lucky yang sudah sepuh yang sebenarnya pengen mengakhiri masa jomblonya?Hahaha,,,”tawa Dimas.
“ Satu lagu bagus buat kamu Hardrockers, Dayligth, dari Maroon Five.”
Klik. Lucky menatap Dimas yang tertawa ngakak. Dilemparnya Dimas dengan tisue. Dimas mencibir. Tapi kemudian, Lucky termenung. Dirinya sudah lama men-jomblo. Dia bahkan tidak ingat siapa kekasih terakhirnya. Hidupnya bagai rollercoaster. Cepat naik, cepat turun. Di sudut hatinya, ada ruang yang kesepian. Tapi, pendidikan agama dari kedua orangtuanya mengerem keinginannya untuk mencari penyaluran libido mudanya. Seingatnya dulu dia aktif di OSIS dan Klub Basket. Banyak gadis yang menyukainya. Kartu, coklat, kaos dan tetek-bengek lainnya. Namun, nasehat Ibu kalau pacaran itu haram, membuatnya segan untuk menjalin cinta dengan para penggemarnya.  Baginya, nasehat kedua orangtua adalah hal keramat yang harus dilaksanakan. Karena doa kedua orangtuanya itu juga, dirinya bisa diterima di dua PTN sekaligus, IPB dan UNPAD. Tapi Lucky memilih kuliah di UNPAD. Selain agar tidak jauh dari keluarganya, UNPAD memiliki daya tarik tersendiri baginya.  Dia pernah jatuh cinta pada seorang dosen wanita UNPAD. Lucky bahkan tidak tahu namanya. Dia bertemu dengan dosen wanita itu tiap pagi di angkot saat dia masih SMU. Wanita itu berjilbab dengan anggun. Dan anehnya, selalu warna ungu yang dipakainya. Tiap pagi, di balik buku kimia yang dibacanya, Lucky diam-diam memperhatikan wanita anggun itu. Darimana dia tahu wanita dosen? Wanita itu mengatakan dirinya dosen Sastra Indonesia UNPAD, saat sedang menjawab telephone di hapenya. Dan wanita dosen selalu berhenti di terminal Elang, untuk melanjutkan perjalanannya ke kampus UNPAD.  Itulah satu-satunya cinta yang pernah dia kenal. Cinta satu arah. Bertepuk saja tidak. Dan anehnya, cinta itu terasa indah untuk dikenangnya sekarang.
Tak terasa, waktu siaran sudah berjalan selama hampir 4 jam. Dilihatnya playlist lagu di layar monitor. Kety Peri dengan Dark Horse, Marcel dengan Firasat, Lady Gaga dengan Bad Romance, John Legend dengan I give My All, Jason Meraz dengan Lucky, dan masih berderet lagu lainnya yang menunggu untuk diputar.
 Jika dia jatuh cinta, lagu apa yang akan dipilihnya? Cerita yang bagaimana yang akan dijalaninya? Bad Romance-nya Lady Gaga? Lucky-nya Jason Meraz? Cinta Sejati –nya BCL?
 Kapan juga dia jatuh cinta, dia enggak ada waktu untuk memikirkannya sekarang,  rutuk Lucky dalam hati. Digaruknya rambut panjangnya yang ikal. Untuk sekarang, ada Ibu dan Mimi, adiknya yang butuh perhatiannya.
 Ditatapnya Seiko hitam metalik yang melingkar di lengan kanannya. Pukul 09.50. Sebentar lagi siarannya usai. Waktunya shalat Dhuha. Diberinya kode  pada Dimas. Dimas menengok dan mengangguk-angguk saat tahu  waktu siaran tinggal 10 menit lagi. Setiap hari Lucky selalu menyempatkan dirinya melakukan  sholat Dhuha minimal 4 rakaat.  Itu juga wejangan sang Ayah agar dirinya selalu membiasakan sholat sunat Dhuha. Memang baru setelah Ayahnya meninggal, Lucky membiasakan amalan sholat sunat yang banyak faedahnya itu. Namun itu lebih baik daripada tidak sama sekali, bukan? Karena berkah sholat Dhuha, Lucky sangat menikmati kehidupannya. Semuanya terasa enteng. Kenikmatan yang tidak bisa dibeli dengan uang, kedamaian.   
“ Oke Folks, udah empat jam kita berkencan sama Lucky dan..,”
“ Dimas!”
It’s time for us to say good bye. Jadi keep the faith! Jangan buang sampah sembarangan! Jauhi narkoba! Stay away from free sex! Jangan ngomong cinta sembarangan, kalau ga mau disantet orang! Jangan lupa ke kamar mandi pake sandal, kalau ga mau kena kutu air! And....”ujar Lucky.
“And, jangan lupa sarapan kalo mantengin siaran kita ya. Takut kalian salatri karena kekocakkan kita. Haha...’’seru Dimas.
“ Jadi, selamat memulai hari kalian, Good Luck And Good bye!”seru Lucky dan Dimas berbarengan. Lagu Bad Romance-nya Lady Gaga terdengar diputar. Lucky meraih jaketnya.
“ Mau ke mushola, bray?” tanya Dimas seraya mencangklong ranselnya.
Lucky mengangguk.
 “ Gua titip doa ya, semoga skripsi gua kelar tepat waktu,” pinta Dimas.
“ Engga sekalian nitip jodoh terus minta dikawinin?”tanya Luckyk
Dimas memukul bahu Lucky pelan.
“ Masih kejauhan brother! Gua pengen menikmati kehidupan dulu. Pengen kerja dulu, punya boil dulu, ngapain cepat-cepat kawin? Bikin stres aja. Rumit lagi kawin itu!”
Lucky terdiam. Kemudian dia mengangkat bahu tanda tak terlalu perduli dengan pendirian Dimas. Dia sendiri berpendirian kalau menikah itu bisa membuat hidup lebih hidup dan berkah, jika bisa menemukan pasangan hidup yang tepat. Lucky masih mencari calon penggenap setengah dien-nya itu.
“ Gua cabut duluan yak?”seru Dimas seraya meraih helm full face-nya.
“ Oke. Titi Dj!”seru Lucky sebelum masuk toilet pria.
Dimas sudah mengenakan helmnya. Dia lalu mengacungkan jempolnya lalu pergi berlalu. Lucky masuk toilet dan berwudhu disana. Di mushola, Lucky tertegun. Ada seorang wanita bermukena yang sedang sholat. Padahal biasanya, cuma dirinya yang selalu sholat sunat jam 10.00. Tapi benaknya tidak terlalu ambil perduli. Dia lalu maju beberapa langkah dari wanita yang sedang sholat itu. Saat dirinya bertakbiratul ihram, sudut matanya menangkap gerakan wanita itu. Wanita itu menyudahi sholatnya lalu membaca Quran kecil bersampul biru, tanpa suara. Lucky beristigfar, lalu mulai memfokuskan diri pada sholat sunat Dhuha yang dikerjakannya.
“ Assalammualaikum warahmatullahi wabarakatuh,...”ucap Lucky menyudahi dua rakaat sholat sunat Dhuha-nya. Penasaran dia menengok ke arah wanita yang tadi mengaji. Terlambat, wanita itu telah menghilang. Lucky mengangkat bahu lalu kembali sholat dua rakaat lagi.
Lucky menatap buku agendanya. Jam 11.00 ada latihan di Studio Fire di daerah dekat Istana Plaza. Jam 3 sore ada wawancara bareng bandnya oleh majalah musik terkenal dari Jakarta. Jam 5 sore, Ibunya harus chek-up darah tinggi ke dokter Kemal. Saking asyiknya membaca buku agendanya, Lucky tidak memperhatikan jalanan. Dia menabrak seseorang. Buku agendanya terlempar. Dadanya terasa panas oleh suatu cairan yang lengket. Lucky mengendus-endus, kopi susu!
“ Maafkan saya kang, saya tidak sengaja,”seru wanita yang ditabraknya dengan gugup.
Lucky menatap wanita yang ditabraknya. Wanita ini mirip dengan wanita yang ditemuinya tadi di mushola kantor. Ternyata dia Office Girl, pikir Lucky. Wanita itu bernama Asrin. Wanita itu berkali-kali meminta maaf seraya membungkukkan badan. Lucky tersenyum dan mengangguk. Wanita itu mengambilkan buku agendanya yang terjatuh.
“ Sekali lagi maaf Pak,”ujar Asrin.
Lucky mengangguk dan menerima buku agendanya. Wanita itu pergi ke pantry kantor. Sedangkan dirinya pergi ke wastafel berusaha membersihkan tumpahan kopi susu di dadanya. Saat membersihkan kaosnya, tiba-tiba terbersit pikiran lucu di benak Lucky.
“ Mungkinkah dia jodoh yang dikirim Allah untukku ?”
Lucky menghentikan pembersihan kaosnya. Ditatapnya cermin yang memantulkan bayangan dirinya. Wajahnya lumayan tampan dengan cambang dan jenggot tipis yang nyunah. Usianya sudah 26 tahun. Mungkin sudah saatnya dia memulai kisah cintanya. Tidak semata-mata Allah  menakdirkan wanita itu tertabrak olehnya jika hanya kebetulan semata bukan? Semangat baru timbul dalam dirinya. Lucky membereskan rambut ikal panjangnya. Senyum nakal tersungging di wajahnya. Dia bertekad akan berkenalan dengan Office Girl bernama Asrin itu. Siapa tahu jodoh, ya, nggak?
Langkah Lucky ringan ke arah pantry kantor. Di benaknya berseliweran kata-kata basa-basi pembuka yang hendak dikatakannya. Mungkin mereka bisa berkenalan lebih jauh? Mungkin juga mereka bisa melanjutkan hubungan ke jenjang yang lebih serius seperti ke pernikahan? Yah, selama Asrin sang Office Girl bekerja disana, Lucky akan melakukan pendekatan yang intens. Walau dia seorang Office Girl, tapi jika dia suka sholat sunah Dhuha dan baca Quran, itu menandakan kedekatannya dengan Allah bukan? Lucky tersenyum.
Tiba-tiba terdengar gelas  pecah. Suara wanita gugup menyusul meminta maaf. Suara itu suara Asrin sang Office Girl! Telinga Lucky tegak seketika. Langkah kakinya dipercepat ke asal suara.
“ Asrin! Kamu ini kerjanya gimana sih? Sudah 3 kali kamu memecahkan gelas hari ini! Kalau kamu begini terus bisa habis cangkir dan gelas di pantry kita,”seru Bu Tania, pegawai bagian HRD.
“ Maafkan saya Bu. Saya tidak sengaja.”
“Tidak sengaja-tidak sengaja! Kamu dipecat! Bereskan itu, lalu pulang! Kamu ga usah bekerja disini lagi! Kamu ceroboh!!”
Bu Tania berbalik dari pantry dengan wajah merah. Suara sepatu hak tingginya terdengar berdetak-detak di lantai keramik. Blus atasan biru yang dipakainya terlihat bernoda. Mungkin Asrin menumpahkan jus ke blusnya. Hati Lucky berdetak kencang. Dirinya bingung harus melakukan apa. Segala rencana yang dibuatnya tadi hangus seketika. Beberapa lama kemudian, dia terdiam tak tahu harus apa.
“Maaf Kang, permisi, saya mau lewat.”
Lucky berbalik.Wanita Office Girl itu ada di depannya dengan wajah kuyu tak bersemangat. Lucky terdiam mematung di depannya. Tak bergerak kemana-mana.Wanita itu mendongak ke arah wajah Lucky dengan mata bertanya. Lucky berdehem.
“Kamu yang tadi numpahin kopi susu ke baju saya ya?” tanya Lucky dengan suara besar.
Asrin mengangguk takut-takut. Matanya yang besar berkaca-kaca.
“ Iya Pak. Saya memang salah! Saya ceroboh! Maafkan saya Pak. Bapak tidak akan terkena tumpahan kopi susu lagi, karena saya barusan sudah dipecat.”
“ Kamu salah.”
Asrin menatap Lucky dengan penuh tanda tanya.
“Apa maksud Bapak?”
Lucky tersenyum,
“ Mau dong ditumpahin kopi susu lagi sama kamu!”
Asrin terpana tak percaya. Tak sengaja, tas cangklongnya terjatuh ke lantai.(rinz)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar