KAU
“ Met pagi
Hardrockers!!! Disini Lucky kembali berkicau sama kalian. Apa kabarnya hari
ini?Hari kejepit nasional ya? So, buat
kamu yang lenjeh-lenjeh ga karuan, coba duduk manis di depan radio kalian.
Dengerin Lucky disini, di Good Morning Folks!!”
“Oke buat kalian yang
masih mengumpulkan nyawa, cie bahasanya, dengerin lagu yang satu ini, Mari
Bersepeda dari Run. Check this out!”
Lucky menekan tombol on
lalu menghirup susu coklatnya dengan nikmat. Ditatapnya Dimas yang datang
terlambat.
“ Kenapa baru dateng?
Begadang lagi ya?”
Dimas yang sedang
membereskan naskah siaran pagi itu, nyengir lebar.
“ Biasa bro, cicilan
skripsi, tambah AC Milan vs Real Madrid. Gimana gua ga bisa nolak rayuan
begadang coba?”
Lucky tersenyum
mendengar jawaban spontan Dimas. Hatinya sendiri terenyuh mengingat nasib
skripsinya yang memang terbengkalai. Dua tahun dia minta cuti dari kampus.
Alasannya, karier dia sebagai model, vokalis band, dan penyiar radio sedang
bagus-bagusnya. Padahal otak dia encer dan berpotensi menemukan hal-hal baru
dalam pengobatan herbal. Jurusannya di Fakultas Bioteknologi mengharuskannya
untuk menganalisis setiap herbal agar bisa dijadikan sesuatu yang lebih
berguna, bisa sebagai obat atau yang lainnya.
Kesukaannya dalam menganalisis suatu bahan kimia sering membuatnya betah
tinggal di laboratorium kampus. Pada tahun ketiga dia kuliah, Ayahnya
meninggal. Otomatis pemasukan keluarga agak tersendat. Lucky adalah anak kedua
dari tiga bersaudara. Kakaknya sudah bekerja dan menikah. Kakaknya tinggal di
Jakarta dengan istri dan anak-anaknya. Di rumah kini tinggal dia, Ibu, dan
adiknya, Mimi, yang duduk di kelas 3 SMU. Kebetulan, tawaran menjadi model
mengalir deras, sehingga ia tidak bisa mengatur waktu kuliahnya. Nilainya
amburadul dengan sederet tugas-tugas yang sering tak dikerjakannya. Karena itu
dengan sangat terpaksa dia mengambil cuti. Dia ingin mendahulukan Mimi yang
sebentar lagi lulus.
“ Masih barengan Dimas
disini dan Lucky yang sedang bengong!” terdengar suara Dimas.
Lucky tersentak.
Kemudian menyalakan tombol on di mikrofonnya.
“ Yow, yow. Aku enggak
bengong kok Hardrockers, cuman lagi melototin cicak kawin di sudut, dekat
AC.”
“ Begini nih kalau
penyiar bangkotan. Bukannya kerja, malah nonton cikcak pake bikini!”
“ Ngomong-ngomong soal
kawin nih Hardrockers, Valentino Rossi akhirnya meminang Stefia Razamore.
Menurut koran Buziilini, korannya Italia sono, Valentino Rossi dan Stefia
Razamore terlihat makan malam di restoran Pacioli. Dan disana Valentino Rossi
melamar Stefia dengan memasukkan cincin berlian ke gelas anggurnya. Stefia
terlihat terkejut dan sangat bergembira sehingga mencium Valentino dengan
panas.Wuih, untung engga ada anak-anak di restoran itu. Kalau engga bakal kena
cekal tuh resto,”seru Lucky kocak.
“ Yang kena cekal bukan
saja restorannya, bray, tapi juga Valentino Rossi. Bisa-bisa dia tidak diperbolehkan
balap lagi di seri apapun,”sahut Dimas.
“ Yeah untungnya, mas
Valentino Rossi ini diterima lamarannya. Coba kalau mbak Stefia menolak
lamarannya? Ga kebayang malunya mas
Valentino.”
“ Parahnya lagi, bray,
coba kalau cincin berliannya itu ketelen sama Stefia. Boro-boro diterima,
ditempeleng yang ada. Masuk rumah sakit lagi, hahaha,” tawa Dimas.
“ Ngomong-ngomong cinta
nih, ada yang mau sama Dimas enggak? Dimas sudah jomblo satu tahun tuh,”pancing
Lucky.
“Siapa tuh yang ngomong
duluan? Mungkin Pak Lucky yang sudah sepuh
yang sebenarnya pengen mengakhiri masa jomblonya?Hahaha,,,”tawa Dimas.
“ Satu lagu bagus buat
kamu Hardrockers, Dayligth, dari Maroon Five.”
Klik. Lucky menatap
Dimas yang tertawa ngakak. Dilemparnya Dimas dengan tisue. Dimas mencibir. Tapi
kemudian, Lucky termenung. Dirinya sudah lama men-jomblo. Dia bahkan tidak
ingat siapa kekasih terakhirnya. Hidupnya bagai rollercoaster. Cepat naik,
cepat turun. Di sudut hatinya, ada ruang yang kesepian. Tapi, pendidikan agama
dari kedua orangtuanya mengerem keinginannya untuk mencari penyaluran libido
mudanya. Seingatnya dulu dia aktif di OSIS dan Klub Basket. Banyak gadis yang
menyukainya. Kartu, coklat, kaos dan tetek-bengek lainnya. Namun, nasehat Ibu
kalau pacaran itu haram, membuatnya segan untuk menjalin cinta dengan para
penggemarnya. Baginya, nasehat kedua
orangtua adalah hal keramat yang harus dilaksanakan. Karena doa kedua
orangtuanya itu juga, dirinya bisa diterima di dua PTN sekaligus, IPB dan
UNPAD. Tapi Lucky memilih kuliah di UNPAD. Selain agar tidak jauh dari
keluarganya, UNPAD memiliki daya tarik tersendiri baginya. Dia pernah jatuh cinta pada seorang dosen
wanita UNPAD. Lucky bahkan tidak tahu namanya. Dia bertemu dengan dosen wanita
itu tiap pagi di angkot saat dia masih SMU. Wanita itu berjilbab dengan anggun.
Dan anehnya, selalu warna ungu yang dipakainya. Tiap pagi, di balik buku kimia
yang dibacanya, Lucky diam-diam memperhatikan wanita anggun itu. Darimana dia
tahu wanita dosen? Wanita itu mengatakan dirinya dosen Sastra Indonesia UNPAD,
saat sedang menjawab telephone di hapenya. Dan wanita dosen selalu berhenti di
terminal Elang, untuk melanjutkan perjalanannya ke kampus UNPAD. Itulah satu-satunya cinta yang pernah dia
kenal. Cinta satu arah. Bertepuk saja tidak. Dan anehnya, cinta itu terasa
indah untuk dikenangnya sekarang.
Tak terasa, waktu
siaran sudah berjalan selama hampir 4 jam. Dilihatnya playlist lagu di layar
monitor. Kety Peri dengan Dark Horse, Marcel dengan Firasat, Lady Gaga dengan
Bad Romance, John Legend dengan I give My All, Jason Meraz dengan Lucky, dan
masih berderet lagu lainnya yang menunggu untuk diputar.
Jika dia jatuh cinta, lagu apa yang akan
dipilihnya? Cerita yang bagaimana yang akan dijalaninya? Bad Romance-nya Lady
Gaga? Lucky-nya Jason Meraz? Cinta Sejati –nya BCL?
Kapan juga dia jatuh cinta, dia enggak ada waktu
untuk memikirkannya sekarang, rutuk
Lucky dalam hati. Digaruknya rambut panjangnya yang ikal. Untuk sekarang, ada
Ibu dan Mimi, adiknya yang butuh perhatiannya.
Ditatapnya Seiko hitam metalik yang melingkar
di lengan kanannya. Pukul 09.50. Sebentar lagi siarannya usai. Waktunya shalat
Dhuha. Diberinya kode pada Dimas. Dimas
menengok dan mengangguk-angguk saat tahu waktu siaran tinggal 10 menit lagi. Setiap
hari Lucky selalu menyempatkan dirinya melakukan sholat Dhuha minimal 4 rakaat. Itu juga wejangan sang Ayah agar dirinya selalu
membiasakan sholat sunat Dhuha. Memang baru setelah Ayahnya meninggal, Lucky
membiasakan amalan sholat sunat yang banyak faedahnya itu. Namun itu lebih baik
daripada tidak sama sekali, bukan? Karena berkah sholat Dhuha, Lucky sangat menikmati
kehidupannya. Semuanya terasa enteng. Kenikmatan yang tidak bisa dibeli dengan uang,
kedamaian.
“ Oke Folks, udah empat
jam kita berkencan sama Lucky dan..,”
“ Dimas!”
“ It’s time for us to say good bye. Jadi keep the faith! Jangan buang
sampah sembarangan! Jauhi narkoba! Stay
away from free sex! Jangan ngomong cinta sembarangan, kalau ga mau disantet
orang! Jangan lupa ke kamar mandi pake sandal, kalau ga mau kena kutu air! And....”ujar
Lucky.
“And, jangan lupa
sarapan kalo mantengin siaran kita ya. Takut kalian salatri karena kekocakkan kita. Haha...’’seru Dimas.
“ Jadi, selamat memulai
hari kalian, Good Luck And Good bye!”seru
Lucky dan Dimas berbarengan. Lagu Bad Romance-nya Lady Gaga terdengar diputar.
Lucky meraih jaketnya.
“ Mau ke mushola,
bray?” tanya Dimas seraya mencangklong ranselnya.
Lucky mengangguk.
“ Gua titip doa ya, semoga skripsi gua kelar
tepat waktu,” pinta Dimas.
“ Engga sekalian nitip
jodoh terus minta dikawinin?”tanya Luckyk
Dimas memukul bahu
Lucky pelan.
“ Masih kejauhan
brother! Gua pengen menikmati kehidupan dulu. Pengen kerja dulu, punya boil dulu, ngapain cepat-cepat kawin?
Bikin stres aja. Rumit lagi kawin itu!”
Lucky terdiam. Kemudian
dia mengangkat bahu tanda tak terlalu perduli dengan pendirian Dimas. Dia sendiri
berpendirian kalau menikah itu bisa membuat hidup lebih hidup dan berkah, jika bisa
menemukan pasangan hidup yang tepat. Lucky masih mencari calon penggenap setengah
dien-nya itu.
“ Gua cabut duluan
yak?”seru Dimas seraya meraih helm full face-nya.
“ Oke. Titi Dj!”seru
Lucky sebelum masuk toilet pria.
Dimas sudah mengenakan
helmnya. Dia lalu mengacungkan jempolnya lalu pergi berlalu. Lucky masuk toilet
dan berwudhu disana. Di mushola, Lucky tertegun. Ada seorang wanita bermukena
yang sedang sholat. Padahal biasanya, cuma dirinya yang selalu sholat sunat jam
10.00. Tapi benaknya tidak terlalu ambil perduli. Dia lalu maju beberapa
langkah dari wanita yang sedang sholat itu. Saat dirinya bertakbiratul ihram,
sudut matanya menangkap gerakan wanita itu. Wanita itu menyudahi sholatnya lalu
membaca Quran kecil bersampul biru, tanpa suara. Lucky beristigfar, lalu mulai
memfokuskan diri pada sholat sunat Dhuha yang dikerjakannya.
“ Assalammualaikum
warahmatullahi wabarakatuh,...”ucap Lucky menyudahi dua rakaat sholat sunat
Dhuha-nya. Penasaran dia menengok ke arah wanita yang tadi mengaji. Terlambat,
wanita itu telah menghilang. Lucky mengangkat bahu lalu kembali sholat dua
rakaat lagi.
Lucky menatap buku
agendanya. Jam 11.00 ada latihan di Studio Fire di daerah dekat Istana Plaza.
Jam 3 sore ada wawancara bareng bandnya oleh majalah musik terkenal dari
Jakarta. Jam 5 sore, Ibunya harus chek-up darah tinggi ke dokter Kemal. Saking
asyiknya membaca buku agendanya, Lucky tidak memperhatikan jalanan. Dia
menabrak seseorang. Buku agendanya terlempar. Dadanya terasa panas oleh suatu
cairan yang lengket. Lucky mengendus-endus, kopi susu!
“ Maafkan saya kang,
saya tidak sengaja,”seru wanita yang ditabraknya dengan gugup.
Lucky menatap wanita
yang ditabraknya. Wanita ini mirip dengan wanita yang ditemuinya tadi di
mushola kantor. Ternyata dia Office Girl, pikir Lucky. Wanita itu bernama Asrin.
Wanita itu berkali-kali meminta maaf seraya membungkukkan badan. Lucky
tersenyum dan mengangguk. Wanita itu mengambilkan buku agendanya yang terjatuh.
“ Sekali lagi maaf
Pak,”ujar Asrin.
Lucky mengangguk dan
menerima buku agendanya. Wanita itu pergi ke pantry kantor. Sedangkan dirinya
pergi ke wastafel berusaha membersihkan tumpahan kopi susu di dadanya. Saat
membersihkan kaosnya, tiba-tiba terbersit pikiran lucu di benak Lucky.
“ Mungkinkah dia jodoh
yang dikirim Allah untukku ?”
Lucky menghentikan pembersihan
kaosnya. Ditatapnya cermin yang memantulkan bayangan dirinya. Wajahnya lumayan
tampan dengan cambang dan jenggot tipis yang nyunah. Usianya sudah 26 tahun.
Mungkin sudah saatnya dia memulai kisah cintanya. Tidak semata-mata Allah menakdirkan wanita itu tertabrak olehnya jika
hanya kebetulan semata bukan? Semangat baru timbul dalam dirinya. Lucky
membereskan rambut ikal panjangnya. Senyum nakal tersungging di wajahnya. Dia
bertekad akan berkenalan dengan Office Girl bernama Asrin itu. Siapa tahu jodoh,
ya, nggak?
Langkah Lucky ringan ke
arah pantry kantor. Di benaknya berseliweran kata-kata basa-basi pembuka yang
hendak dikatakannya. Mungkin mereka bisa berkenalan lebih jauh? Mungkin juga
mereka bisa melanjutkan hubungan ke jenjang yang lebih serius seperti ke
pernikahan? Yah, selama Asrin sang Office Girl bekerja disana, Lucky akan
melakukan pendekatan yang intens. Walau dia seorang Office Girl, tapi jika dia suka
sholat sunah Dhuha dan baca Quran, itu menandakan kedekatannya dengan Allah bukan?
Lucky tersenyum.
Tiba-tiba terdengar
gelas pecah. Suara wanita gugup menyusul
meminta maaf. Suara itu suara Asrin sang Office Girl! Telinga Lucky tegak
seketika. Langkah kakinya dipercepat ke asal suara.
“ Asrin! Kamu ini
kerjanya gimana sih? Sudah 3 kali kamu memecahkan gelas hari ini! Kalau kamu
begini terus bisa habis cangkir dan gelas di pantry kita,”seru Bu Tania,
pegawai bagian HRD.
“ Maafkan saya Bu. Saya
tidak sengaja.”
“Tidak sengaja-tidak
sengaja! Kamu dipecat! Bereskan itu, lalu pulang! Kamu ga usah bekerja disini lagi!
Kamu ceroboh!!”
Bu Tania berbalik dari
pantry dengan wajah merah. Suara sepatu hak tingginya terdengar berdetak-detak di
lantai keramik. Blus atasan biru yang dipakainya terlihat bernoda. Mungkin
Asrin menumpahkan jus ke blusnya. Hati Lucky berdetak kencang. Dirinya bingung
harus melakukan apa. Segala rencana yang dibuatnya tadi hangus seketika.
Beberapa lama kemudian, dia terdiam tak tahu harus apa.
“Maaf Kang, permisi,
saya mau lewat.”
Lucky berbalik.Wanita
Office Girl itu ada di depannya dengan wajah kuyu tak bersemangat. Lucky
terdiam mematung di depannya. Tak bergerak kemana-mana.Wanita itu mendongak ke
arah wajah Lucky dengan mata bertanya. Lucky berdehem.
“Kamu yang tadi
numpahin kopi susu ke baju saya ya?” tanya Lucky dengan suara besar.
Asrin mengangguk
takut-takut. Matanya yang besar berkaca-kaca.
“ Iya Pak. Saya memang
salah! Saya ceroboh! Maafkan saya Pak. Bapak tidak akan terkena tumpahan kopi susu
lagi, karena saya barusan sudah dipecat.”
“ Kamu salah.”
Asrin menatap Lucky
dengan penuh tanda tanya.
“Apa maksud Bapak?”
Lucky tersenyum,
“ Mau dong ditumpahin
kopi susu lagi sama kamu!”
Asrin terpana tak
percaya. Tak sengaja, tas cangklongnya terjatuh ke lantai.(rinz)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar